Curhat Sungai

windmild1Siapa yang tidak tertarik ketika melihat berita tentang keindahan kota-kota di eropa dengan segala  kehidupannya. Venice di Itali, Kota Lyon dan Paris di Prancis, Amsterdam-Belanda, Budapest-Hungaria, Basel-Swiss, Frankfrut Berlin-Jerman, Varna-Bulgaria, Odessa-Ukraina, Vien-Austria dan masih banyak lagi kota-kota besar Eropa.

Mimpi-mimpi para Laskar Pelanginya Andrea Hirata atau Para Negri 5 Menara-nya A.Fuadi adalah kenyataan yang sering kita alami. Mimpi-mimpi kecil untuk melihat dunia luar!

Banyak jalan menuju Roma adalah pepatah yang harus di uji. Dan memang jalan untuk menjadi saksi atas kehebatan kota besar di negara maju eropa memang tidak hanya satu. Menjadi crew kapal pesiar sungai adalah salah satu jalan mewujudkan impian itu.

Adakah perjuangan tanpa pengorbanan? Jawabnya adalah Tidak ada. Begitu pula untuk menjadi crew kapal pesiar sungai. Uang adalah pengorbanan yang paling terasa ketika mengejar mimpi bekerja di kapal pesiar sungai. Tidak sedikit yang akhirnya menyerah dan berhenti lalu memupus mimpinya. Dari memilih sekolah yang memang menjurus ke jenis pekerjaan ini, melamar ke agen crew kapal sungai, mengurus dokument, dan biaya keberangkatan jelas tidak sedikit.

Namun ketika perjuangan menuai hasil maka semuanya adalah biasa. Dan ada yang jauh lebih mahal harus di bayar. Ya, jauh dari orang-orang tercinta. Jauh sekali! Pekerjaan jenis ini adalah terikat dengan kontrak. Tidak bisa sewaktu-waktu ijin pulang untuk sekedar ikut hajatan keluarga. Tetapi ketika surat kontrak di tanda tangani maka konsekwensi harus di sertakan.

Bagi anak-anak muda yang berjiwa petualang hal demikian adalah sebuah anugerah besar. Karena ini menjadi kesempatan satu-satunya untuk mendidik diri berkwalitas lebih dari anak muda seusianya. Paling tidak kelebihan menyaksikan negara-negara yang di kunjungi menjadi nilai lebih di antara anak-anak muda sebayanya. Berpenghasilan di atas rata-rata, jalan-jalan dan berpengalaman di negri orang!

Apakah semuanya manis? seperti terekam di banyak foto-foto yang mereka bagikan? Tidak!!!

Banyak suka dan duka yang mungkin tidak dirasa lalu tidak di rekamnya dalam bentuk visual dan tulisan. Tetapi sebenarnya duka itu tetap ada. Bagi sebagian orang mereka akan nekat untuk pulang. Namun tidak sedikit juga yang bertahan dan akhirnya terbiasa dengan segala bentuk ketidak nyamanan.

Begitulah dimanapun dan di dunia apapun suka dan duka selalu menghiasi cerita. Termasuk cerita para crew kapal pesiar sungai.

Haruskah penulis curhat juga?! Ah … mari kita pahami saja. Bahwa tidak selamanya air mengalir begitu saja. Batu dan kerikil selalu mencoba menghalangi, tetapi air tetap saja mengalir!

 

Wasalam

13 thoughts on “Curhat Sungai

  1. suka dukanya ada,bermacam macam,dan semua tergantung perseorangan yang merasakan dan mensikapinya,bagiku dukanya lebih merasuk,dan lebih terasa,tak seperti kebanyakan orang yang bilang semua itu kata wong jowo “wang sinawang” ga ada bedanya kerja disini atau disana..smua ada enak ada susahnya,,so buat yang mau naik and kerja di kapal,mohon d fikirkan dg jernih baik-baik

  2. Mbak / Mas….kalo boleh nanya ….berapa gaji cabin stewardnya perbulan….basic salarynya berapa…kalo tip ya tergantung yg diatas.. Denger2 ada libur ya? Benar atau nggak? USPH atau european PH, atau semacamnya bagaimana? Kalo di Indolilla itu river cruisenya apa aja?

    • Gaji dan libur tergantung perusahaan yang memperkerjakan kita. ada yang tanpa libur tapi kontrak pendek. ada perusahaan yang memilih membayar saat hari libur dll.
      Semacam USPH tetap ada. Namanya HCCP untuk uni eropa, dan masih ada untuk lokal negara yang di singgahi. Tapi itu tidak se-killer USPH og heee
      Perusahaan river yang di suplay Indolilla banyak, bunk.

  3. ketika disuruh memilih antara bekerja di cruise ship atau di river cruise, mana yang saya pilih? secara saya juga masih pemula.
    mohon pencerahan

Leave a reply to Prau Kali Cancel reply